Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
- Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
- Hipertensi Sekunder penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dll.
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.
Terdapat dua Faktor Risiko Hipertensi yaitu,
Faktor Risiko yang tidak dapat diubah:
- Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah, antara lain :
- Umur
- Jenis Kelamin
- Genetik
Faktor Risiko yang dapat diubah:
- Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :
- Merokok
- Diet rendah serat
- Dislipidemia
- Konsumsi garam berlebih
- Kurang aktivitas fisik
- Stres
- Berat badan berlebih/ kegemukan
- Konsumsi alkohol
Faktor risiko ini bisa dikendalikan dengan melakukan langkah CERDIK, yaitu:
- Cek kesehatan berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin beraktivitas fisik dan berolahraga minimal 30 menit per hari
- Diet yang sehat dan seimbang
- Istirahat cukup
- Kelola stres
Hipertensi sering disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Komplikasi :
- Serangan jantung : hipertensi menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah arteri ( atherosklerosis ) yang dapat menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung, sehingga terjadi nyeri dada, serangan jantung , dan gagal jantung ( CHF )
- Stroke : hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah otak melemah dan melebar yang akan berakibat terjadinya aneurisma dan jika aneurisma tersebut pecah akan menimbulkan stroke perdarahan. Seperti pada pembuluh darah jantung, hipertensi juga dapat menyebabkan atherosclerosis pada pembuluh darah yang menyuplai darah dan oksigen ke otak, sehingga otak mengalami kekurangan oksigen dan menimbulkan stroke iskemik
- Gangguan ginjal : akibat dari aterosklerosis pembuluh darah ginjal
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)/Diet Pada Hipertensi
Bahan Makanan yang diperbolehkan:
Bahan makanan segar seperti : beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula pasir.Kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kolo, tempe, tahu tawar, oncom.Minyak goreng, margarine tanpa garam, sayuran dan buah-buahan segarBumbu seperti : bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos, salam, sereh, dll
Cara Memasak yang dianjurkan:
Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau margarine yang tidak mengandung natrium (garam). Untuk memperbaiki rasa masakan yang tawar, dapat digunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, gula, cuka, kunyit, daun salam, dan asam. Dengan menggoreng, menumis, pepes, kukus atau memanggang juga dapat meninggikan/menambah rasa masakan sehingga tidak terasa tawar.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengontrol hipertensi, faktor resiko dan komplikasi yang terjadi akibat hipertensi:
- Elektrokardiografi : dapat melihat irama jantung, tanda-tanda aterosklerosis dan iskemik pembuluh darah jantung, pembesaran jantung akibat hipertensi kronis
- Medical check up dan pemeriksaan profil lipid ( kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, Trigliserida )
- Treadmill untuk menilai tanda-tanda aterosklerosis pembuluh darah koroner dan tanda-tanda iskemik jantung
- Echocardiografi untuk menilai fungsi pompa jantung
- Kateterisasi Jantung untuk menilai aterosklerosis pembuluh koroner dan penanganannya
- CT Scan kepala dan MRI untuk memeriksa stroke perdarahan dan stroke iskemik